Krisis Air Bersih dan Dampaknya pada Pariwisata Gili Trawangan Kekhawatiran di Balik Sanksi KPPU
Praya – Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang baru-baru ini menjatuhkan sanksi denda kepada PDAM Lombok Utara dan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) menciptakan keresahan di kalangan pelaku usaha wisata, khususnya yang beroperasi di Gili Trawangan. Sanksi tersebut tidak hanya berpotensi merugikan penyedia air bersih, tetapi juga bisa memicu dampak yang jauh lebih besar bagi sektor perhotelan dan pariwisata secara keseluruhan. Gili Hotels Association (GHA) mengungkapkan kekhawatirannya akan ancaman kebangkrutan yang mengintai sektor perhotelan jika masalah pasokan air bersih terus berlarut-larut.
Kekhawatiran Terhadap Ancaman Kebangkrutan
Jelang high season, kami melihat adanya potensi peningkatan kunjungan yang cukup signifikan, yang diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan hingga 14 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, ada satu masalah besar yang sangat kami khawatirkan, yaitu apakah status sanksi KPPU ini bisa segera diatasi,” ungkap Kusnawan dengan penuh kekhawatiran.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4090547/original/012342600_1657936856-GILII.jpg)
Baca Juga : Kasus Korupsi Pengadaan Mesin EDC di BRI Lima Tersangka Ditetapkan
Bagi sektor perhotelan, yang sangat bergantung pada pasokan air bersih, ketidakpastian ini menjadi ancaman yang sangat serius.
Sanksi KPPU: Dampak Terhadap Investasi dan Kepastian Hukum
Menurutnya, meskipun Pemda sudah berupaya untuk mengatasi masalah air bersih, belum ada kepastian hukum terkait investasi untuk mendukung sektor pariwisata. “Sejak beroperasinya PT BAL yang kemudian digantikan oleh KPBU PDAM-PT TCN, masalah air bersih selalu menjadi isu panas. Ini seolah menjadi fenomena berulang setiap tahunnya, terutama menjelang musim high season,” ungkap GM Hotels dengan nada prihatin.
Masalah pasokan air bersih memang sudah lama menjadi masalah utama di Gili Trawangan, dan sanksi KPPU terhadap PDAM Lombok Utara dan PT Tiara Cipta Nirwana semakin memperburuk ketidakpastian. Para pelaku usaha merasa terjebak antara harapan untuk dapat berkembang di tengah pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata dan kekhawatiran akan risiko kebangkrutan jika masalah air tidak segera diselesaikan.
Masalah Air Bersih: Tantangan Besar bagi Gili Trawangan
Gili Trawangan, yang selama ini menjadi magnet wisatawan, kini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan dasar para wisatawan dan penduduknya. Pasokan air yang tidak memadai, terutama menjelang musim liburan, membuat banyak pengusaha hotel dan restoran kewalahan.
Selain itu, ketidakstabilan pasokan air juga dapat berdampak pada reputasi destinasi wisata ini. Oleh karena itu, penyelesaian masalah ini menjadi sangat krusial bagi keberlanjutan pariwisata di Gili Trawangan.
Solusi dan Harapan ke Depan
Dari sisi pemerintah daerah, sudah saatnya ada upaya lebih serius dalam mengatasi krisis air bersih ini. Kolaborasi antara Pemda, penyedia air, dan pelaku usaha wisata harus terus dijaga untuk menemukan solusi yang dapat menguntungkan semua pihak. Termasuk di dalamnya, perlu adanya kepastian hukum mengenai investasi dan kebijakan yang mendukung kelancaran operasional usaha wisata di Gili Trawangan.
