Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

Presiden Prancis Siap Larang Anak di Bawah 15 Tahun Gunakan Media Sosial

Presiden Prancis mengejutkan publik Eropa dengan pernyataan tegas: media sosial akan dilarang bagi anak-anak di bawah usia 15 tahun , dan akses pembelian pisau secara online akan diperketat .

Langkah ini diumumkan setelah kejadian tragis yang menggemparkan negara itu—seorang guru ditusuk oleh pelajar berusia 14 tahun di kota Nogent, wilayah timur Prancis. Peristiwa itu secara langsung memicu kekhawatiran nasional tentang keamanan, pendidikan, dan pengaruh media sosial terhadap anak-anak.

“Saatnya Bertindak!”

Dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), Macron menulis lugas:

“Saya melarang media sosial untuk anak-anak di bawah 15 tahun. Platform harus bisa verifikasi usia. Saatnya bertindak.”

Pernyataan itu langsung menyita perhatian masyarakat Eropa, memicu perdebatan sengit di kalangan pemerintah dan warganet.

Menurut Macron, Prancis tidak akan menunggu terlalu lama langkah dari Uni Eropa.

“Kalau Eropa lambat, Prancis akan bergerak sendiri dalam beberapa bulan ke depan ,” ujarnya dalam wawancara bersama stasiun televisi Prancis.

Verifikasi Usia dan Akses Pisau Juga Diperketat

Tak hanya soal media sosial, Macron juga mengumumkan rencana verifikasi usia untuk situs yang menjual pisau , mirip dengan kontrol yang digunakan pada situs dewasa. Ia menilai, saat ini terlalu mudah bagi anak-anak untuk mendapatkan barang berbahaya hanya dengan sekali klik.

“Anak 15 tahun tidak boleh membeli pisau online . Kami akan menyiapkan regulasi baru, kecuali sanksi bagi pelanggar,” tegasnya.

Menjawab Kekerasan di Kalangan Pelajar

Presiden Prancis
Presiden Prancis

Presiden Prancis Pemerintah Prancis kini memperketat pengawasan di sekolah-sekolah. Sejak Maret 2025, aparat telah melakukan razia acak untuk mendeteksi potensi senjata tajam di lingkungan pendidikan. Data peningkatan menunjukkan kekerasan pelajar, banyak di antaranya memicu konten ekstrem di media sosial .

Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia

Langkah Macron ini pun memicu respons beragam: sebagian pihak memuji sebagai bentuk perlindungan nyata bagi generasi muda , sementara yang lain khawatir terhadap kebebasan digital dan dampak sosialnya .

Menuju Regulasi Digital yang Lebih Kuat

Macron bukan satu-satunya pemimpin Eropa yang khawatir akan berdampak dunia maya terhadap anak-anak. Namun, ia menjadi salah satu yang bergerak paling cepat dan vokal . Pemerintah Prancis kini tengah menyusun kerangka hukum baru , termasuk keharusan bagi platform seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat untuk memiliki sistem verifikasi usia yang ketat .

di mana perlindungan anak tidak lagi sekadar imbauan, melainkan kebijakan negara .

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *