Praya – Pajak Penghasilan kembali menunjukkan kinerja positif dalam kontribusinya terhadap penerimaan negara. Hingga akhir Mei 2025, total penerimaan pajak di NTB telah menembus angka Rp 1.024 triliun. Angka ini menjadi bagian penting dari pencapaian penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) wilayah Nusa Tenggara (Nusra), yang hingga 31 Mei 2025 mencatat total penerimaan sebesar Rp 1,73 triliun.
Kepala Kantor Wilayah DJP Nusra, Samon Jaya, menjelaskan bahwa capaian ini setara dengan 25,4 persen dari target tahunan sebesar Rp 6,8 triliun. Dari total itu, NTB menyumbang porsi terbesar, yakni 59,3 persen atau lebih dari Rp 1 triliun.
“Capaian ini menunjukkan kontribusi NTB yang cukup signifikan terhadap penerimaan wilayah Nusra secara keseluruhan,” kata Samon keterangannya.
Penerimaan terbesar berasal dari jenis Pajak Penghasilan (PPh), dengan nilai mencapai Rp 598,31 miliar atau sekitar 30,38 persen dari total penerimaan. Ditegaskan bahwa sektor usaha dan aktivitas ekonomi produktif di NTB telah menjadi sumber utama penerimaan pajak. Tidak hanya itu, kontribusi PPh juga menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di daerah ini semakin membaik.
Di urutan kedua, penerimaan berasal dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yang mencakup Rp 244,83 miliar. Kedua jenis pajak ini sangat erat kaitannya dengan transaksi jual beli barang dan jasa, terutama di sektor perdagangan, manufaktur, dan konsumsi domestik.

Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
“Dominasi kedua jenis pajak ini mencerminkan peran penting strategi sektor-sektor dalam mendukung perekonomian sekaligus menjadi sumber utama penerimaan negara di wilayah ini,” jelas Samon.
Selain itu, penerimaan dari kategori pajak lainnya juga mencatat hasil yang menggembirakan. Kinerja ini antara lain didorong oleh penyetoran pajak yang melebihi ekspektasi.
“Kinerja pajak di NTB menunjukkan arah yang positif.
edukasi, pengawasan, serta digitalisasi layanan mendorong pertumbuhan penerimaan secara berkelanjutan. Dengan tren seperti ini, target tahunan Rp 6,8 triliun bukanlah hal mustahil untuk dicapai ni