Ancaman Bom di Udara: Pesawat Jemaah Haji Saudia Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu
Praya – penerbangan Saudia Airlines nomor SVA-5276 yang membawa 442 jemaah haji dari Jeddah menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa pagi (18/6/2025). Pesawat ini terpaksa melakukan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara , setelah menerima ancaman teror bom dari pihak tak dikenal.
menerima laporan dari PT Angkasa Pura Indonesia mengenai sebuah surel mencurigakan yang masuk pada pukul 07.30 WIB . Surel tersebut berisi ancaman bahwa pesawat dengan nomor penerbangan SV 5276 akan diledakkan di udara.
kelompok terbang (kloter) 12 JKS , yang terdiri atas 207 jemaah laki-laki dan 235 jemaah perempuan . Rencana awalnya, pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta , namun pilot memutuskan mengalihkan ke penerbangan Kualanamu sebagai langkah pengamanan.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Respons Cepat dan Terkoordinasi
Begitu informasi diterima, pihak Bandara Soekarno-Hatta segera mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) , pusat komando penanganan darurat. Semua unsur terkait, termasuk Komite Keamanan Bandara , segera dikumpulkan untuk merumuskan langkah-langkah taktis.
Tak lama setelah itu, pukul 10.17 WIB , pilot menghubungi petugas Air Traffic Controller JATSC dan menyatakan keputusan untuk mengalihkan rute penerbangan ke Kualanamu. Di sana, pihak bandara bergerak cepat— mengaktifkan EOC , berkoordinasi dengan Kantor Otoritas Bandara Wilayah II , dan menghubungi Tim Penjinak Bom (Jihandak) dari kepolisian.
Evakuasi Aman dan Pemeriksaan Ketat
Pesawat mendarat mulus pada posisi pukul 10.55 WIB di parkir tertutup Bandara Kualanamu. Proses penumpang penumpang langsung dilakukan dengan prosedur keamanan tinggi. Para jemaah haji dievakuasi dalam kondisi tenang dan aman, sementara Tim Jihandak langsung melakukan penyisiran terhadap pesawat untuk memastikan tidak ada bahan peledak di dalamnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan tanda-tanda keberadaan bom, namun proses investigasi dan penyisiran masih terus dilakukan oleh tim keamanan.
Langkah Sesuai Prosedur Nasional
tentang penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan, serta Keputusan Dirjen Perhubungan Udara PR 22 Tahun 2024 tentang penilaian ancaman penerbangan.
Koordinasi dengan operator penerbangan, pihak bandara, dan aparat keamanan terus berjalan untuk memastikan situasi benar-benar aman dan terkendali.
